Marah dan Terapinya
Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam pernah
bersabda :
ليس الشديد بالصُّرَعة ، إنما الشديد الذي يَملك نفسه عند الغضب
“Bukanlah orang kuat itu
karena selalu menang gulat, akan tetapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan
nafsunya ketika marah” (Muttafaq ‘Alaihi) Pernah juga seorang lelaki meminta wasiat kepada Nabi, maka beliupun memberinya nasiat dengan mengulang-ulangnya :
لا تغضب
“Janganlah kamu marah!” (HR. Bukhari)
Nabi Muhammad Sallallahu 'Alahi Wasallam selalu memberi wasiat kepada sesuatu yang paling utama. Oleh karena itu dalam kesempatan ini beliau mengkhususkan nasihat untuk menjauhi marah. Itu dikarenakan marah mempunyai efek buruk yang sangat banyak. Barangsiapa mengetahui efek keburukan marah ini, maka dia akan mengerti begitu tinggi dan berharganya sabda Rasulullah : “Janganlah kamu marah!”, karena padanya terdapat hikmah dan juga petunjuk cara menjauhi dari keburukan ( Lihat fathul Bari : 10/520)
Sebagaimana Rasulullah menjelaskan dan memperingatkan penyakit marah ini, beliau juga telah mengajarkan kita tentang terapi penyakit ini bila penyakit ini mengenai kita. Beliau bersabda :
إذا غضب أحدكم و هو وقائم فليَجلس ، فإن ذهب عنه الغضب و إلا
فَليضطَجِع
“Kalau ada diantara
kalian yang marah dalam keadaan berdiri, maka hendaklah dia duduk. Kalau belum
hilang juga marahnya maka hendaklah dia berbaring” (HR.
Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan Albani) Itulah terapi yang diajarkan Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam untuk menghilangkan penyakit marah.
Lalu, apakah efek marah terhadap tubuh? Adakah hikmah dibalik terapi yang diajarkan Nabi tersebut? Dan bagaimana efek berdiri dan berbaring terhadap marah?
Untuk menjawab tiga pertanyaan ini, marilah kita meneliti kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Diantara fungsi dari kelenjar ini adalah untuk sekresi hormon adrenalin dan almodrinalin.
Jika anda memiliki keluhan pada jantung maka janganlah marah. Karena hormon adrenalin mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jantung, dimana ia bisa mempercepat detak jantung. Dengan begitu dia bisa mengganggu irama detak jantung dan menjadikannya tidak beraturan. Dan ini diakibatkan dari marah, karena marah mempercepat proses fungsi hormon tadi. Oleh karena itu emosi dan marah bisa menyebabkan detak jantung menjadi tidak beraturan.
Makanya banyak kita temui bahwa banyak orang kambuh penyakit jantungnya dengan tidak beraturanya detak jantung ketika sedang marah dan emosi.
Dan jika anda menderita tekanan darah tinggi, maka janganlah marah. Marah bisa menaikkan tingkat dua hormon ini dalam darah, yang mana itu bisa menyebabkan bertambahnya tekanan darah.
Para dokter juga menyarankan bagi para pasien yang mengeluh tekanan darah tinggi untuk menghindari emosi dan marah.
Dan jika anda menderita penyakit koroner, maka janganlah marah. Karena marah bisa meningkatkan kontraksi dan gerakan jantung, dan memungkinkan predisposisi krisis di dalam hati.
Dan jika anda punya keluhan diabetes maka janganlah marah. Karena adrenalin bisa meningkatkan gula darah.
Dan telah terbukti secara ilmiyah bahwa dengan berbaring, hormon-hormon ini bisa turun kadarnya. Itulah diantara hikmah yang ditunjukkan hadits :
إذا غضب أحدكم و هو وقائم فليَجلس ، فإن ذهب عنه الغضب و إلا
فَليضطَجِع
“Kalau ada diantara
kalian yang marah dalam keadaan berdiri, maka hendaklah dia duduk. Kalau belum
hilang juga marahnya maka hendaklah dia berbaring” (Sumber: Al-Arba’un al-Ilmiyyah oleh Abdul Hamid Mahmud Thohmaz)
Wallahu A’lam
(Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari www.almaknoon.com dengan beberapa perubahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar