Rabu, 31 Oktober 2012

LIFE TRIP

FAVOR AND DISTRESS CONTINUALLY SHIFTS, PLEASANTLY AND DISTRESS ALWAYS THERE IS. IF JARRING COMING LIVES LIFE TRIP BECOME BITTER. HELP AND LEAD TO BETHINK AND GETS RECITATION. THEIR INDICATION IS WAYS THAT RIGHT AND STRAIGHT, AROUSE THEIR AT NIGHTED STILLNESS FOR SITTING AND PRAYS, BESOUGHTING YOUR ROAD MAP ALTHOUGH WITH ABSOLUTIONS FULL TEARS
Ciamis/LL/01112012

Rabu, 24 Oktober 2012

NGARAKSA DIRI

Tingkoceak maratan jagat, 
ngajerit maratan langit,
tingsareblak kana galagat
lalampahan sajeroning di alam jagat

nitip diri jalan ridhona Ilahi
ngaraksa diri nu haqiqi
lungsur tina ati sanubari nu suci
natrasna ngacas herang ngalampahkeun jalana sorgawi

yaa alloh yaa robbi
ngaraksa diri ngarah kaharti
ngalalakon ngajalani kahirupan jeung kahuripan
pribadina sewang-sewangan jadi konci kabagjaan 
Kalayan aya dina jalan yaaa robbi 
Amiiin

Dinten Kemis disakola Kaping 25/10/2012

Quantum teaching



Quantum teaching  adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter. B, 2004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.

Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas.

Empat ciri dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam quantum teaching yaitu: 
(1) adanya unsur  demokrasi  dalam  pengajaran; 
(2) adanya  kepuasan  pada  diri  si  anak; 
(3) adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu
    keterampilan yang diajarkan; dan 
(4) adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan 
    temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori,
    model dan sebagainya, (De porter. B, 2004).

Unsur demokrasi dalam pengajaran quantum teaching dapat dilihat dari adanya kesempatan yang luas kepada seluruh para siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran, sehingga  memungkinkan munculnya dan terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak. Sedangkan kepuasan pada diri si anak muncul dari adanya pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak secara proporsional. Adapun pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan dapat dilihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai si anak.

1. Arti Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), kata quantum berarti interaksi antara paket-paket energi dalam energi foton yang terquantisasi, sedangkan quantum teaching dalam pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif. Dalam quantum teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

Dengan quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan  yang deduktif dan analitis. sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik (De porter. B, 2004).

2. Asas Utama Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.


3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), prinsip-prinsip quantum teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 
·              Segalanya berbicara; 
·              Segalanya bertujuan; 
·              Pengalaman sebelum pemberian nama; 
·              Akui setiap usaha; dan  
·              Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. 

Dengan demikian, segalanya berbicara seperti  yang ada dari lingkungan kelas dan bahasa tubuh, serta rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar. Sedangkan segalanya bertujuan dapat digambarkan melalui segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang mereka pelajari.

Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik, maka pengakuan dari setiap usaha akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan percaya diri, serta dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan. Pengakuan tersebut akan lebih lengkap dengan dibuktikan melalui sebuah perayaan sebab perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh dan juga dengan perayaan akan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan akan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (De porter B, 2003).

4. Model Quantum Teaching
Menurut De porter, B (2004), quantum  teaching mempunyai dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi. Dalam seksi konteks, akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah: suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan keterampailan penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari: penyanjian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup.

5. Sintaks Pembelajaran Quantum Teaching
Sintaks pembelajaran quantum teaching adalah tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR). Adapun maksudnya adalah:
1. Menumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku
  (pelajar)” dan memanfaatkan kehidupan pelajar; 
2. Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat
  dimengerti oleh semua pelajar; 
3. Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar 
   mengajar dengan menyediakan kata kunci, konser, model, 
   rumus, strategi, sebuah “masukan”; 
4. Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan 
  (mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu;
5. Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan 
   menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”; 
6. Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar 
   sebagai pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan 
   pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan (De porter B,
   2003).

Langkaplancar, Rabu/24102012

Selasa, 23 Oktober 2012

Keunikan Angka 19


Diantara Keunikan Angka 19 dalam al-Qur’an (1)
Rabu, 24 Oktober 2012
·         Angka (19) adalah menunjukkan jumlah huruf dalam lafadh basmalah (بسم الله الرحمن الرحيم). Jika kita teliti, angka (19) ternyata memiliki keunikan diantara angka-angka lainnya.
·         Angka (19) merupakan gabungan antara angka terkecil dan angka terbesar dalam bilangan asli.
·         Wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah ayat 1-5 dari Surat al-‘Alaq, yaitu firman Allah,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
·         Jumlah kata dalam lima ayat di atas adalah 19 kata (dengan menghitung kata مَا لَمْ sebagai satu kata). (19=19x1)
·         Jumlah huruf hijaiyah dari kelima ayat di atas dalam mushaf al-Qur’an rasm ‘ustmani adalah 76 huruf. (76=19x4)
·         Jumlah huruf hijaiyah secara keseluruhan dalam surat al-‘Alaq adalah 285 huruf. (285=19x15)
·         Jumlah ayat dalah surat al-‘Alaq ada 19 ayat. (19=19x1)
·         Urutan Surat al-‘Alaq dalam al-Qur’an adalah surat yang ke-19 dari belakang.

 LL/24102012 ciamis

Media Alat Peraga

Pengertian Media Alat Peraga Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977 : 21) mengemukakan bahwa Alat Peraga atau media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977 : 9) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru haruslah mengacu kepada perencanaan yang telah ditentukan. Penetapan perencanaan dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan menghasil pembelajaran yang masimal. Di usia anak-anak siswa tentu tidak hanya berpedoman terhadap buku pelajaran semata namun perlu ditunjang olah sarana yang mamadai sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh siswa. Maka peranan alat peraga sebagai penghubung kelancaran belajar siswa sangat diperlukan. Alat peraga merupaan salah satu sumber belajar sebagai penguat bahan ajar menurut Anggani Sudono (2000 : 15) sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya. Brown (1973 : 11) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau memperagakan suatu fungsi atau cara kerja sesuatu dalam mata pelajaran pada proses belajar mengajar (Cicih Sumarsih, 2006 : hal 7) Alat peraga merupaan fasilitas belajar yang dapat mewakili fungsi atau cara kerja sesuatu, misalnya alat peraga anatomi tubuh. Alat peraga sebagai alat bantu yang dapat mempasilitasi siswa utuk memudahan memahami suatu teori dengan kenyataan. LL/23/10/2012

Selasa, 16 Oktober 2012

MAJU KE DEPAN TERPURUK KE BELAKANG

Hidup akan selalu indah meski seberapapun beratnya masalah jika kamu tetap berbuat baik Napasmu kini, adalah hembusan terakhir orang lain. Jadi berhentilah mengeluh. Belajarlah untuk jalani hidupmu dengan apa yang kamu miliki.Sukses tak akan datang bagi mereka yang hanya menunggu tak berbuat apa-apa, tapi bagi mereka yang selalu berusaha wujudkan mimpinya

SIFAT GURU/TEACHER


- Sifat dan Mutu Pribadi Guru

a. Rendah hati . 

b. Sabar . 
c. Ikhlas . 
d. Bertanggungjawab . 
e. Yakin dan mantap dalam bersikap . 
f. Teladan . 
g. Kepemimpinan (leadershif) . 
h. Periang dan tenang 

 - Sifat Kurang Baik


a. Sombong
b. Putus asa
c. Banyak bergurau
d. Menyampaikan pendapat padahal tidak tahu ilmunya
e. Emosional.
f. Menceritakan keburukan guru lain 


LL.Selasa/16102012

Selasa, 02 Oktober 2012

AIR MENGALIR MANUSIA BERKATA-KATA

Air adalah sumber kehidupan
terus mengalir mencari tempat yang sesuai dengan jalannya
Kata kata akan mengalir dengan batasan keilmuannya 
moral, etika, agama yang utama
planing, kontrol dengan ucap kata 
kata kata akan berhenti mendadak .    Tiba -tiba 
hilang sirnalah sudah semuanya
disinilah kita berpikir jernih dan selalu positif thingking dengan didasari
ilmu pengetahuan juga agama
ekosistem air tidak terjaga tinggal menunggu marah nya air tanpa basa basi
marahnya manusia tak sebanding dengan marahnya air
akhirnya satu kata seimbang   itulah akan terwujud
satu tujuan .... 
nyata di dunia bahagia di akhirat
mau berapa lama kita hidup di dunia ini ........///

                                            LL,  Selasa,    02 Oktober 2012 Ciamis