Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala
nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus
pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan
landasan dan kerangka untuk belajar (De porter. B, 2004). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni
bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif
yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori
yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru.
Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti
fasilitasi dari ahli sang maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat
setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.
Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Jika
dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah,
unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan,
rancangan, penyajian, dan fasilitas.
Empat ciri dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam quantum teaching yaitu:
(1) adanya unsur demokrasi dalam pengajaran;
(2) adanya
kepuasan pada diri si anak;
(3) adanya unsur pemantapan
dalam menguasai materi atau suatu
keterampilan yang diajarkan; dan
(4) adanya
unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan
temuan yang dihasilkan si
anak, dalam bentuk konsep, teori,
model dan sebagainya, (De porter. B, 2004).
Unsur demokrasi dalam pengajaran quantum teaching dapat dilihat dari adanya
kesempatan yang luas kepada seluruh para siswa untuk terlibat aktif dan
partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran,
sehingga memungkinkan munculnya dan terekspresikannya seluruh potensi dan
bakat yang terdapat pada diri si anak. Sedangkan kepuasan pada diri si anak
muncul dari adanya pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan
oleh si anak secara proporsional. Adapun pemantapan dalam menguasai materi atau
suatu keterampilan yang diajarkan dapat dilihat dari adanya pengulangan
terhadap sesuatu yang sudah dikuasai si anak.
1. Arti Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), kata quantum berarti interaksi antara paket-paket
energi dalam energi foton yang terquantisasi, sedangkan quantum teaching dalam
pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa
dengan lingkungan belajar yang efektif. Dalam quantum teaching bersandar pada
konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan quantum teaching tidak
hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu,
siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam
dan ketika belajar.
Dengan quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan
otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani
angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan
yang deduktif dan analitis. sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran
yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses
pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat
artistik (De porter. B, 2004).
2. Asas Utama Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia
mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama
ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran
yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang
dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah
peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial,
musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka
dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai
isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi
juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih
mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan
menerapkannya pada situasi baru.
3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), prinsip-prinsip quantum teaching adalah
struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
·
Segalanya
berbicara;
·
Segalanya
bertujuan;
·
Pengalaman sebelum
pemberian nama;
·
Akui setiap usaha;
dan
·
Jika layak dipelajari,
maka layak pula dirayakan.
Dengan demikian, segalanya berbicara seperti yang ada dari
lingkungan kelas dan bahasa tubuh, serta rancangan pembelajaran, semuanya
mengirim pesan tentang belajar. Sedangkan segalanya bertujuan dapat digambarkan
melalui segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki
tujuan tertentu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang
mereka pelajari.
Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai
melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan
untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh
terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik, maka pengakuan dari setiap usaha akan
berperan menciptakan perasaan nyaman dan percaya diri, serta dapat menciptakan
lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang
diinginkan. Pengakuan tersebut akan lebih lengkap dengan dibuktikan melalui
sebuah perayaan sebab perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan
yang diperoleh dan juga dengan perayaan akan memberikan umpan balik mengenai
kemajuaan dan akan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (De
porter B, 2003).
4. Model Quantum Teaching
Menurut De porter, B (2004), quantum teaching mempunyai dua bagian
penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi. Dalam seksi konteks,
akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah: suasana yang
memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar
yang dinamis. Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan keterampailan
penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa
untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari: penyanjian yang prima,
fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan
hidup.
5. Sintaks Pembelajaran Quantum Teaching
Sintaks pembelajaran quantum teaching adalah
tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR). Adapun
maksudnya adalah:
1. Menumbuhkan minat
dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku
(pelajar)” dan memanfaatkan
kehidupan pelajar;
2. Menciptakan atau
mendatangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti oleh semua pelajar;
3. Menamai kegiatan yang
akan dilakukan selama proses belajar
mengajar dengan menyediakan kata kunci,
konser, model,
rumus, strategi, sebuah “masukan”;
4. Menyediakan kesempatan
bagi pelajar untuk menunjukkan
(mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu;
5. Menunjuk beberapa
pelajar untuk mengulangi materi dan
menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu
ini”;
6. Merayakan atas
keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar
sebagai pengakuan untuk
penyelesaian, partisipasi, dan
pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan
(De porter B,
2003).
Langkaplancar, Rabu/24102012